Rabu, 30 Desember 2015

Berita Astronomi Terbaru (September-Desember 2015)

hai para penjelajah luar angkasa! karena pernah mengontrak mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa, saya terbiasa mencari berita ter-update mengenai astronomi di merdeka.com. pada postingan kali ini saya akan membagikan beberapa artikel mengenai astronomi terbaru (september-desember 2015). setelah membaca postingan ini semoga teman-teman bisa terinspirasi untuk mengikuti berita tentang astronomi juga. cukup memasukkan "merdeka.com" di mesin pencari anda, dan masukkan keyword "astronomi" di web tersebut. selamat menjelajah!

Fisikawan ramai-ramai tolak penemuan astronomi terbesar abad ini

Reporter : Bramy Biantoro | Selasa, 23 September 2014 19:00

Fisikawan ramai-ramai tolak penemuan astronomi terbesar abad ini
Ilustrasi ledakan Big Bang. © The Times

Merdeka.com - Fenomena 'Big Bang' telah lama dianggap sebagai salah satu teori yang menyatakan bagaimana alam semesta terbentuk. Ledakan besar yang miliaran tahun lalu terjadi menyebarkan benih-benih objek-objek penting di alam semesta seperti planet, bintang, hingga galaksi. Dan pada bulan Maret lalu, sekelompok peneliti bertempat di Antartika berhasil mengonfirmasi sisa-sisa Big Bang.
Sayangnya tidak semua fisikawan dan ilmuwan lain percaya dengan penemuan sisa-sisa gelombang kosmik Big Bang oleh teleskop BICEP2 di Antartika. Padahal, penemuan gelombang kosmik yang bukti keberadaan Big Bang tersebut sudah dianugerahi oleh penghargaan Nobel.
Berdasarkan laporan baru dari sebuah kumpulan fisikawan dunia menyatakan gelombang tersebut bukan berasal dari sisa-sisa ledakan Big Bang. Gelombang kosmik yang disebut 'B-mode polarization' yang ditangkap oleh teleskop BICEP2 diprediksi hanya radiasi yang dihasilkan oleh debu antar galaksi.
Fisikawan-fisikawan tersebut yakin bila teleskop BICEP2 menangkap terlalu banyak 'kontaminasi' radiasi dari objek-objek lain di angkasa yang hampir sama tuanya dengan Big Bang. Tetapi, tetap saja radiasi tersebut tidak termasuk gelombang gravitasi purba yang tersisa saat alam semesta pertama kali terbentuk.
Tim fisikawan 'Planck' juga mempublikasi peta baru yang menampilkan debu-debu antar galaksi yang kemungkinan besar mengganggu data yang diambil oleh teleskop BICEP2 atau teleskop-teleskop lain dalam usaha menemukan salah satu bukti paling dicari dalam sejarah manusia tersebut.
Guna meningkatkan hasil penelitian terbaru, kedua tim peneliti yang berbeda pendapat tersebut sepakat untuk meneliti bersama sinyal yang didapat oleh teleskop BICEP2. Hasil dari penelitian kolaboratif tersebut diharapkan keluar pada bulan November tahun ini.
Lihat selengkapnya di: http://www.merdeka.com/teknologi/fisikawan-ramai-ramai-tolak-penemuan-astronomi-terbesar-abad-ini.html

Bumi berputar kencang, mengapa manusia tak ikut terlempar?

Reporter : Bramy Biantoro | Selasa, 27 Oktober 2015 01:03
Bumi berputar kencang, mengapa manusia tak ikut terlempar?
Misteri rotasi Bumi. ©Circleofjoy.org
Merdeka.com - Jika kita menempelkan sebutir nasi pada sebuah gangsing yang sedang berputar, maka nasi itu akan terlempar langsung. Lalu, mengapa manusia tidak mengalami hal yang sama saat berada di Bumi?
Bumi berputar sangat cepat
Ya, setiap hari, selama 24 jam penuh Bumi terus berputar pada porosnya, mirip gasing. Aktivitas ini kerap disebut rotasi. Rotasi Bumi juga lah yang menyebabkan adanya siang dan malam.
Perlu diketahui, Bumi berputar sangat cepat, mencapai kecepatan 1.600 kilometer per jam di bagian khatulistiwa. Namun, kita sama sekali tidak merasakan getaran dari putaran Bumi itu bukan? Padahal, saat gempa Bumi terjadi, kita dengan mudah ikut bergetar.
Rasanya sama saat naik pesawat
Sebelum mengetahui alasannya, pernahkah Anda naik pesawat terbang? Apabila pernah, ketika terpejam atau menutup mata, tentu Anda tidak merasa bergerak sama sekali. Padahal, pesawat bisa terbang dengan kecepatan 800 kilometer per jam, setengah kecepatan rotasi Bumi.
Alasannya, ternyata pesawat dan semua penumpang di dalamnya bergerak dengan kecepatan sama dan tetap. Sehingga tidak akan dirasakan getaran, kecuali saat pesawat mengurangi kecepatan saat akan mendarat atau saat pesawat meningkatkan kecepatan saat mau take-off.
Jawabannya: Bumi berputar cepat dan konstan
Nah, Bumi sama dengan pesawat tadi, semua gunung, lautan, dan makhluk hidup di dalamnya sejatinya ikut berputar bersamaan dengan Bumi. Rahasia lainnya adalah Bumi berputar dan bergerak mengelilingi matahari dengan kecepatan tetap. Alhasil, dua hal tersebut membuat manusia tidak merasakan putaran atau terlempar akibat putaran tadi.
Manusia baru akan bisa merasakan putaran Bumi jika kecepatan putaran Bumi melambat atau meningkat dengan tiba-tiba. Sama seperti laju mobil di tengah kemacetan, gerakan maju dan berhenti tiba-tiba tentu sangat bisa penumpang rasakan.
Manusia zaman dulu 'tertipu'
Tahu kah Anda bila hal yang menyebabkan manusia zaman dulu, di masa Yunani kuno menjadikan Bumi sebagai pusat tata surya, bukannya matahari, adalah tidak terasanya putaran Bumi? Yang manusia tahu dulu adalah Bulan dan matahari, serta gugusan bintang lewat di atas Bumi. Sehingga banyak filsuf zaman dulu yang percaya bila Bumi itu tak bergerak dan menjadi pusat alam semesta.
Teori Bumi berputar mengelilingi matahari sendiri baru benar-benar diakui pada abad ke 16, bermula dari teori heliosentris di buku Nicolaus Copernicus yang berjudul On the Revolutions of the Heavenly Spheres (mengenai perputaran bola-bola langit), yang diterbitkan pada tahun 1543.
Apa yang terjadi saat Bumi berhenti berputar?
Pertama-tama terjadi adalah tubuh kita akan terbang dengan kecepatan 465 meter per detik. Kecepatan tersebut mampu mengubah tubuh manusia menjadi bongkahan kecil berukuran beberapa inci saja.
Ada kemungkinan manusia atau makhluk hidup lain yang berada di sekitar kutub selamat sebab di kedua ujung bumi itu gaya lempar yang terjadi tidak akan begitu terasa. Yang membuat mereka musnah adalah angin topan super dengan kekuatan setara dengan ledakan bom atom. Saking cepatnya, angin tersebut akan nampak membakar seluruh benda-benda yang dilewatinya.
Parahnya, topan super itu diperkirakan bisa menyebabkan erosi besar-besaran pada kerak bumi. Pegunungan-pegunungan tinggi seperti Himalaya di Nepal dan Jaya Wijaya di Indonesia akan mengecil bahkan memendek akibat kibasan angin itu.
Kemudian bencana berikutnya yang berasal dari laut berupa tsunami raksasa akan menyapu seluruh permukaan bumi. Hal tersebut sama persis dengan apa yang digambarkan oleh film fiksi ilmiah '2012'.
Parahnya, topan super itu diperkirakan bisa menyebabkan erosi besar-besaran pada kerak bumi. Pegunungan-pegunungan tinggi seperti Himalaya di Nepal dan Jaya Wijaya di Indonesia akan mengecil bahkan memendek akibat kibasan angin itu.
Saat bumi berhenti berputar, lapisan inti bumi akan berhenti berputar pula. Padahal gerakan inti bumi adalah sumber dari seluruh lapisan magnetik yang melindungi bumi dari serangan radiasi matahari. Pada akhirnya, matahari lah yang benar-benar membunuh seluruh makhluk hidup yang ada di bumi lewat sinar ultraviolet-nya.
Lihat selengkapnya di: http://www.merdeka.com/teknologi/bumi-berputar-kencang-mengapa-manusia-tak-ikut-terlempar.html

Begini padatnya sampah luar angkasa sampai tahun 2015

Reporter : Bramy Biantoro | Senin, 28 Desember 2015 15:05
Begini padatnya sampah luar angkasa sampai tahun 2015
Luar angkasa. ©2013 Merdeka.com
Merdeka.com - Polusi yang disebabkan oleh ulah manusia tidak hanya berhenti di Bumi, tetapi hingga luar angkasa. Pertanyaannya, seberapa parah polusi luar angkasa yang disebabkan oleh manusia?
Saat satelit pertama, Sputnik, diluncurkan oleh Rusia tahun 1957 lalu, kawasan luar angkasa di sekitar orbit Bumi sangat bersih. Namun setelah kesuksesan Sputnik, umat manusia berlomba-lomba meluncurkan roket dan objek lain ke orbit Bumi.
Imbasnya, sampah luar angkasa berupa sisa roket dan satelit tua pun kini menutupi atmosfer atas Bumi. NASA sendiri menyebutkan bila ada 20.000 sampah sisa roket besar yang mengelilingi Bumi dengan kecepatan 27 ribu kilometer per jam.
Lebih parah lagi, sampah kecil berukuran lebih kecil dari bola kasti diprediksi jumlahnya mencapai 500.000 lebih. Untuk menggambarkan betapa padatnya sampah di luar Bumi, ilmuwan dari Royal Institution of Great Britain, Stuart Grey, mengunggah sebuah video di YouTube.
Video berdurasi 1 menit itu memperlihatkan pertumbuhan jumlah sampah dari tahun 1957 hingga 2015. Sampah-sampah luar angkasa sendiri mempunyai potensi menggagalkan misi luar angkasa di masa depan. Bahkan tidak sedikit yang jatuh kembali ke Bumi.

Lihat selengkapnya di: http://www.merdeka.com/teknologi/begini-padatnya-sampah-luar-angkasa-sampai-tahun-2015.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar