Selasa, 15 Desember 2015

Intelektual Muda sebagai Aset Daerah

Pada kesempatan ini, saya memposting esai yang pernah saya buat ketika kelas XII SMA untuk ikut serta dalam lomba esai pada kegiatan Sambadha Expo 2014. 

Ketika menulis, keinginan saya untuk menjadi seorang insinyur lingkungan sangatlah besar. Hanya berbekal asumsi dan pengetahuan seadanya saya memberanikan diri untuk mulai menulis. Meskipun tidak juara, semoga esai ini dapat memotivasi dan bermanfaat bagi kita semua, terutama teman-teman yang akan meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi. Selamat membaca. 



Intelektual Muda sebagai Aset Daerah

Pernahkah Anda merasakan berkendara dengan pesawat ulang alik menjelajahi galaksi? Atau memelihara kuda laut di kamar tidur Anda? Saya pernah merasakannya. Namun hanya sampai alarm di handphone berbunyi. Hal yang demikian biasa kita sebut dengan mimpi atau bunga tidur.   Lain halnya dengan mimpi, impian mengandung makna yang lebih luas. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda mengenai arti impian. Ada yang mengatakan impian adalah cita-cita. Yang lain mengatakan impian adalah keinginan besar. Menurut saya impian adalah acuan, dorongan, motivasi, atau target minimal. Seseorang boleh bermimpi setinggi yang ia mau. Namun, usaha yang ia lakukan untuk mewujudkannya bukan hanya harus berbanding lurus atau pun dua kali lipat dari tinggi impian tersebut, melainkan harus kuadrat dari seberapa tinggi impiannya. Karena impian merupakan target minimal. Kita harus memilki keyakinan akan terwujudnya impian kita. Jika usaha kita sudah maksimal, bukan tidak mungkin kita dapat meraih sesuatu yang jauh lebih besar dari apa yang kita impikan.
Impian bukan diawali dari kemampuan yang dimiliki seseorang, melainkan dari kemauan. Banyak orang yang mengatakan, “Pilihan hidupmu bergantung pada keahlianmu, jangan hanya mementingkan minat”. Pada kenyataannya, tidak terhitung banyaknya orang yang memiliki kemampuan yang biasa saja di semua bidang. Tidak semua orang merupakan ahli dalam bidang tertentu. Namun, setiap orang mempunyai minat dan ketertarikan pada sesuatu. Banyak orang yang memiliki minat pada hal tertentu tapi kemampuannya tidak terhitung mahir atau bahkan tidak bisa sama sekali. Contohnya, tidak sedikit orang yang tertarik pada musik tapi mereka tidak bisa memainkan alat musik ataupun bernyanyi.
Minat dan kemauan memiliki peranan yang sangat penting bagi pilihan hidup seseorang. Orang yang mempunyai kemauan akan berusaha untuk bisa menguasainya. Bahkan ia bisa setara atau lebih unggul dari orang-orang yang mahir terlebih dahulu. Berbeda dengan orang yang mahir tetapi tidak ada kemauan untuk lebih banyak belajar. Ia akan merasa angkuh dan malas. Dengan kata lain, mereka yang memiliki kemauan yang kuat tetapi belum mahir akan lebih kompetitif dibanding orang yang memiliki keahlian tapi tidak ada kemauan.
Bagi sebagian besar pelajar di sekolah saya, fisika bukanlah mata pelajaran yang memiliki banyak peminat dan penggemar. Fisika masih menjadi sesuatu yang dianggap sulit dan membosankan. Itu karena banyak dari siswa yang “baru melek” belajar fisika ketika duduk di bangku SMA, ketika materi pembelajarannya sulit dan banyak rumus. Padahal sebenarnya fisika dasar saat SMP itu sangat menarik. Jika sudah terbiasa sejak SMP, maka tidak akan begitu mengeluh saat SMA. Saya bukan termasuk orang yang ahli dalam bidang fisika. Nilai ulangan tidak selalu besar dan tidak semua soal bisa dikerjakan. Tapi saya sangat tertarik untuk mempelajarinya. Seperti ada kesenangan tersendiri saat belajar fisika, juga ada kepuasan yang luar biasa jika bisa mengerjakan soal. Perasaan seperti itu sudah menjadi semacam zat adiktif dalam diri saya. Sehingga saya ingin belajar fisika lebih banyak termasuk setelah lulus SMA.
Isu lingkungan memang sedang sangat marak dan menjadi persoalan di kota-kota besar, khususnya DKI Jakarta yang setiap tahun selalu dilanda banjir dan kemacetan yang luar biasa. Dengan kondisi seperti itu, tentulah banyak insinyur lingkungan yang dibutuhkan oleh banyak lembaga, baik instansi pemerintahan maupun perusahaan swasta. Fasilitas yang memadai dan peluang kerja yang banyak di kota besar tentu menjadi sesuatu yang sangat menggiurkan. Namun, bagaimana dengan kondisi daerah sendiri? Kampung halaman sendiri, Kabupaten Pandeglang, masih belum mandiri dan memiliki banyak persoalan terkait dengan permasalahan lingkungan. Contohnya daerah Panimbang dan Cikeusik yang hampir setiap tahun menjadi langganan banjir. Tentu banyak yang harus dibenahi termasuk konstruksi di daerah tersebut dan daerah lainnya.
Sumber Daya Alam di Kabupaten Pandeglang merupakan aset yang berlimpah dan paling berharga. Mulai dari air bersih, keanekaragaman tumbuhan dan hewan, barang tambang, bahkan emas. Pandeglang memiliki peluang yang besar untuk maju. Namun, bagaimana dengan Sumber Daya Manusia di Pandeglang? Banyak sekali putra daerah yang sukses dan berpendidikan tinggi. Namun, hanya sedikit dari mereka yang kembali untuk memajukan daerahnya. Mayoritas bekerja di kota besar. Padahal, para intelektual tersebut juga merupakan aset yang sangat berharga yang dimiliki Kabupaten Pandeglang. Oleh karena itu, saya ingin menjadi intelektual muda yang dapat bermanfaat bagi daerah. Kita semua, para calon intelektual muda, putra dan putri daerah, bisa memunculkan banyak Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan untuk memajukan daerah sendiri.
Semua impian besar tersebut, mungkin sekarang masih berada di angan-angan. Tapi, harus ada keyakinan bahwa semuanya bisa terwujud. Tentu saja diiringi dengan usaha yang kuadrat itu. Belajar merupakan salah satu poin penting untuk mewujudkannya. Impian besar tersebut menjadi motivasi dan dorongan kuat untuk belajar dengan giat. Belajar super intensif mulai dari sekarang. Walaupun setiap orang pasti mengalami titik jenuh atau malas. Tapi, jangan biarkan titik itu melebar dan menebal, menjadi selembar kertas atau bahkan sebuah buku yang keras. Kita harus dapat menghapusnya dengan keinginan yang kuat.
Kita harus bersyukur jika diberikan tugas yang menumpuk dan berterima kasih kepada guru yang tegas. Karena dua aspek tersebut adalah hal yang bisa memaksa kita untuk setidaknya membuka buku. Semakin sering kita menghadapinya, kita akan menjadi terbiasa. Sehingga belajar kita bukan hanya untuk memenuhi tugas atau karena takut dihujani pertanyaan oleh guru, melainkan karena terbiasa dan adanya kesadaran dari dalam diri sendiri.
Mengerjakan tugas pada malam hari dan membaca materi setelah shalat subuh merupakan salah satu langkah sederhana yang harus ditempuh. Selain itu juga dengan cara membuat rangkuman pelajaran, terutama rangkuman rumus di buku catatan dengan tampilan yang menarik. Dengan berbagai macam warna dan gambar, membuat kita tidak lelah dan jenuh dalam membacanya. Selain di buku catatan, rangkuman rumus juga bisa dibuat di stick note dan ditempelkan di lemari pakaian, sejajar dengan kepala, karena lemari pakaian merupakan benda yang selalu kita lihat dan sentuh setiap hari. Metode membuat rangkuman seperti ini bukan hanya memudahkan dalam menghafal, tetapi juga membuat kita membaca banyak materi dan berlatih mengambil kesimpulan dari setiap materi.
Tidak hanya membuat rangkuman, video pembelajaran online juga sangat membantu. Salah satu website yang menyediakannya adalah zenius.net. Materinya dikemas secara menarik dan memudahkan kita untuk lebih paham. Jangan hanya materi kelas XII yang dibuka, melainkan juga materi kelas X dan XI, sebagai persiapan menghadapi UN dan SBMPTN.
Selain itu, sebagai umat yang beragama, kita harus terus meminta dan memohon kepada Allah SWT. Kita harus ingat dan terus bersyukur kepadaNya. Kita harus yakin akan impian kita. Allah tidak pernah tidur, Ia melihat sebesar apa usaha kita. Ia merupakan yang Maha Kuasa, jadi kita harus yakin bahwa tidak ada yang tidak mungkin selama kita mau berusaha dan impian kita akan terwujud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar